LASKAR HATI
Percaya
atau tidak, banyak di dunia ini lelaki yang menjadi prajurit kalah perang.
Mereka adalah lelaki-lelaki yang tertusuk hatinya lantas patah. Asa mereka
menggelepar. Hati mereka hancur berkeping. Lutut mereka bergetar. Mata
menangis. Mereka patah hati.
Aku
pernah menjadi bagian dari mereka dan bahkan hampir selalu. Untuk urusan cinta,
aku memang selalu kalah, sampai saat ini. laksana pepatah , aku ini seperti
keledai dengan kelamin jantan. Sosok yang selalu jatuh pada lubang yang sama.
Lubang itu bernama cinta.
Meraba-raba,
aku tahu kelemahanku mengapa hampir selalu aku harus kalah oleh cinta. Aku tak
pernah berani dengan perempuan-perempuan yang kusukai. Jika aku telah jatuh
cinta, jantungku akan berdebar tak berirama , lantas mukaku akan memerah, dan
menjadi salah tingkah. Debar membuat lututku bergetar, dan sendi-sendi serasa
copot. Kata menjadi kaku, karena lidah ini telah kelu.
Aku
pertama jatuh cinta pada seorang teman sekelas ku….yang berinisial T. Itu
terjadi pada awal-awal SMU ku, dari kelas 1 hingga tamat.dan cinta kedua pun
terjadi di awal aku menempuh perguruan tinggi . Cinta keduaku ini aku sebut
saja : Sang Puteri.
Baik
dengan T, maupun Sang Puteri, aku pupus.
Kalau
diingat lucu. Waktu aku SMU, ketika berpapasan dengan T, aku selalu menunduk
dan berjalan cepat agar segera berakhir bertemu dengannya, namun saat tidak
ketemu ingin ku bertemu. Aku bingung, dengan rasa panas dimukaku ini disertai
jantung yang berdebar. Aku malu jika aku jatuh cinta.
Sang
Puteri juga demikian. Jika bertemu dengannya, aku selalu menunduk, tak berani
memandang wajahnya. Tidak tahu, kekuatan apa yang mendorongku. Aku tak pernah
mampu binal seperti lelaki pada umumnya. Kadang kuberi alasan: inilah bentuk
penghormatanku kepada wanita.
Lantas,
aku bertemu dengan seseorang lagi sebut saja namanya Taman Surga.
Takut
akan terulang, akhirnya aku coba untuk berkata cinta. Dia adalah seseorang
pertama yang kukatakan cinta dan seseorang yang hingga saat ini masih terngiang
dikepalaku. Entah mengapa, ingin sekali lupa kepadanya namun aku tak sanggup.
Kau
tahu? wanita yang kusuka saat ini juga seperti layaknya Sang Puteri yang kupuja
karena kemiripannya dengan T. Begitu juga, wanita yang kusuka saat ini karena
kemiripannya dengan Taman Surga. Aku sendiri tak mengerti mengapa.
Jika
kupikir, aku memang lelaki bodoh. Ketika telah datang cinta, malah semua itu
tersia.
Lantas
bidadari muncul.
Kupikir,
persoalan tentang cinta tak akan pernah ada habisnya. Daripada mengejar sesuatu
karena sisi kemanusiaan, mengapa tak mengejar melalui sisi ketuhanan. Aku pun
mulai banting setir. Aku mencari sosok yang mampu mendekatkan aku dengan
Tuhanku.
Kau
tahu teman, mengapa mereka kupanggil bidadari?
Bagiku,
bidadari adalah seseorang yang belum pernah disentuh oleh lelaki sebelumnya.
Mereka adalah orang-orang yang menjaga hati, jiwa, dan raga khusus untuk suami
mereka kelak. Demikianlah orang-orang yang kusebut bidadari.
Awalnya
kukira bidadari itu tak pernah ada di dunia. Ternyata aku salah. Bidadari itu
ada teman, sangat nyata.
Mungkin
hati mereka pernah jatuh cinta selain kepada suami mereka kelak, namun mereka
akan tetap menjaga hati itu bersih. Mereka akan mencoba bertahan dengan fitrah
mereka, dan tak akan pernah menjual jiwa mereka kepada nafsu.
Bidadari
juga manusia teman, terkadang mereka tergoda dan tergelincir.
Dalam
sebuah pernikahan, cita-citaku adalah menikahi seorang bidadari. Setiap lelaki
pasti menginginkan seorang bidadari. Bukan seseorang yang berstatus gadis namun
sejatinya telah janda. Demikianlah hakiki seorang lelaki.
Dan
pada suatu titik, aku kembali mencoba mencari.
Kau
tahu teman? Aku muak dengan wanita-wanita yang begitu silau dengan kemewahan,
dengan wajah tampan, dan dengan kedudukan. Kau lihat sekelilingmu, beberapa
wanita menjadi budak dari besi-besi yang ditempa lantas dihargai tinggi oleh
manusia. Beberapa lagi diikat leher-lehernya oleh kertas-kertas yang disepakati
sebagai alat pertukaran yang sah dalam suatu negeri. Aku tidak suka mereka.
0 komentar: